Penuhilah Dirimu dengan Cahaya

Tetaplah bersikap optimis walau anda berada dalam amukan badai

Tiada daya dan upaya melainkan dengan kekuatan Allah

Esok hari, akan tercium semerbak harumnya bunga. Kesedihan pasti hilang dan kesenangan pasti datang.

Emasmu adalah agamamu, perhiasanmu adalah akhlakmu, dan harta bendamu adalah adabmu.

Kebahagiaan tidak akan selamanya bersamamu dan kesedihan pun tak akan epadamu apa yang telah berlalu.

Setiap manusia pasti hidup, baik pemilik istana maupun pemilik gubug, namun siapakah yang paling berbahagia?

Tempat paling mulia adalah pelana kuda (untuk berjihad), sebaik-baiknya teman duduk sepanjang masa adalah buku.

Penyakit adalah utusan yang membawa kabar gembira, dan kesehatan adalah perhiasan yang mahal harganya.

Dari masa ke masa selalu ada jalan keluar.

Sholat merupakan jaminan kelapangan dada dan pengusir gundah gulana

Seandainya tiada jilatan api yang membakarnya maka wanginya kayu cendana tidak akan pernah tercium.

Mereka menyangka kebahagiaan itu ada di atas tumpukan dollar, dinar, rupiah, dirham, riyal, atau berupa perabotan, pakaian, makanan, minuman, kendaraan…sekali-kali tidak dan seribu kali tidak. Sesungguhnya kebahagiaan itu adalah keridhaan hati, ketenangan nurani, kestabilan jiwa, kesenangan ruhani, kelapangan dada, baiknya kondisi tubuh, istiqamahnya akhlak, sucinya perilaku serta kepuasan dan kecukupan akan kebutuhan.

Hati yang sehat adalah hati yang tidak syirik, tidak curang, serta tidak hasad dan dengki.

Sesungguhnya jalan keluar itu datang bersama persoalan.

Debat kusir dan diskusi yang tak berguna akan menghilangkan wibawa dan kecantikan.

Aku tidak menyaksikan kebahagiaan ketika mengumpulkan harta benda namun orang-orang bertakwalah yang sejatinya bahagia.

Ambillah dari angin kesegarannya, dari minyak wangi keharumannya, dan dari gunung ketegarannya.

Setiap bencana walaupun berlarut-larut pasti berhubungan dengan solusi yang sangat dekat.

Di setiap tempat, pasti Anda temukan kegelapan. Kewajiban Anda hanyalah menyalakan lampu untuk menerangi Anda sendiri..
by: Ady Saifuloh Ashari