Friday, January 6, 2012

guru besar hacker adalah negara china

Seorang aktor tunggal diduga berada di balik pembobolan berbagai situs pemerintahan Amerika Serikat, PBB, kontraktor pertahanan dan badan Olimpiade. Tidak disebutkan siapa aktor tersebut, namun dugaan mengarah ke negara China, yang diduga tengah memata-matai AS dan sekutunya.

Pengungkapan adanya peran aktor tunggal ini disampaikan oleh perusahaan keamanan internet AS, McAfee, dilansir dari laman CNN, Rabu, 3 Juli 2011. McAfee mengatakan pembobolan jaringan yang dilakukan pelaku tunggal ini disebut dengan operasi Shady RAT.

Operasi ini memungkinkan pelaku mengakses data militer dan industri dari 72 targetnya, kebanyakan di AS, selama lebih dari lima tahun. McAfee tidak menyebutkan satu-persatu targetnya, namun perusahaan ini mengungkapkan ada 14 kantor pemerintah AS, Kanada, India, Korea Selatan dan Taiwan yang berhasil dibobol. Selain itu beberapa perusahaan kontraktor pertahanan, Komite Olimpiade Internasional, dan bahkan perusahaan keamanan internet, pernah ditembusnya.

Dalam laporan setebal 14 halamannya, McAfee mengatakan hacker menggunakan teknik phishing canggih atau menyamar menjadi unsur terpercaya demi mengelabui sasarannya. Ketika berhasil memasuki jaringan target, hacker menanamkan program yang mampu menyusup ke banyak komputer dan mencuri data. berbagai rahasia, seperti rincian informasi dan password berhasil dicuri, semakin memudahkan mereka menerobos lebih ke dalam.

Hal ini ditemukan McAfee ketika memeriksa bagian komando dan pelayanan sebuah server, yang ternyata menyimpan catatan pembobolan. Menurut catatan, pembobolan dilakukan sejak 2006. McAfee mengatakan kemungkinan aktivitas ini telah dilakukan jauh sebelum tahun tersebut.

Wakil Presiden McAfee, Dmitri Alperovitch, mengatakan serangan yang kebanyakan menyasar organisasi non profit dan pemerintahan ini mengindikasikan pelaku bukan perorangan, melainkan sebuah negara. Alperovitch menolak memberitahukan negara yang dimaksud, namun para ahli menuduh China berada di balik tindakan tersebut.

Bukannya tidak beralasan, mata-mata China telah berulangkali tertangkap mencoba memperoleh informasi dari AS. Menurut laporan GlobalSecurity.org, tercatat lima orang mata-mata China yang berhasil teridentifikasi dan tertangkap sejak tahun 40an. Beberapa dari mereka bahkan telah menetap selama puluhan tahun di AS.

Para ahli keamanan AS juga mengatakan dugaan diperkuat atas laporan McAfee yang menyebutkan target kebanyakan adalah lawan politik China, di antaranya adalah Taiwan. Mereka mengatakan China tengah meningkatkan mata-mata dunia mayanya terhadap AS dan perusahaan besar seperti Google. Namun, semua tuduhan ini dibantah oleh pemerintah China yang mengaku tidak pernah melakukan aktivitas mata-mata terhadap AS.

Menurut catatan GlobalSecurity, China mengincar informasi teknologi tinggi di California selatan dan Silicon Valley. Menurut badan ini, mata-mata China terdiri dari 1.500 diplomat China di 70 kantor, 15.000 pelajar China dan 10.000 delegasi China ke AS.

Namun, dugaan ini dimentahkan oleh Graham Cluley, konsultan teknologi senior di perusahaan keamanan internet Sophos. Dia mengatakan agar berhati-hati dalam menuduh China, karena laporan yang dibawa oleh McAfee tidak ada yang baru.

"Kita semua tahu perusahaan-perusahaan diincar oleh hacker dan motifnya pasti demi uang. Namun belum ada bukti kuat China yang melakukan hal itu. Semua negara di dunia, jangan naif, menggunakan komputer untuk mematai-matai negara lain, jadi bisa saja itu Cameroon (Perdana Menteri Inggris) yang melakukannya. Tidak ada bukti China yang melakukannya," tegas Cluley kepada CNN. (umi)

No comments: